Sebulan terakhir ini, kalimat pendek dengan tiga kata itu, bagi gue merupakan suplemen tambahan, suntikan semangat, dan motivasi tak terduga.
Ketika jarak adalah hambatan utama. Ketika waktu juga menjadi tantangan. Apa yang dirasa tak bisa disangkal. Dulu, selalu nampak, selalu terdengar, dan selalu dapat dirasa. Tapi ketika saatnya tiba, semua harus berubah. Dan yang biasa di lihat, di dengar, dan dirasa itu tak lagi ada.
Terimakasih kepada para tehnokrat yang menyatukan kami kembali. Mereka yang berotak canggih itu berhasil ’mendekatkan’ kami meski sebenarnya jarak terpaut ribuan mil.
I miss you. Sakral sekali bunyinya. Sama sakralnya dengan I love you. Tapi mungkin kalimat kedua itu rasanya terdengar basi kalau memang tidak benar-benar ingin diucapkan.
I miss you. Kekuatannya tak bisa diraba. Kau bisa tersenyum sesaat setelah membacanya sedetik. Bisa bersemangat seharian, meski membacanya hanya sekilas. Ajaib. Dan ketika membacanya, kamu benar-benar memikirkannya. Membayangkan ekspresi wajahnya saat menuliskan kalimat itu. berharap dia juga mengingat wajah kamu saat membacanya.
I miss you. Sebuah luapan perasaan yang kuat. Saat kamu menuliskannya, kamu pasti berharap bisa memeluknya saat itu juga.
Thursday, October 05, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment